Hati Manusia
Republika Rabu, 30 Maret 2005
Oleh : Firdaus MA
Hati manusia, atau sering disebut qalbu, senantiasa bolak-balik, tiada tetap. Kadang ia bersih, kuat iman, bercahaya, lemah lembut, tetapi suatu saat menjadi kotor, lemah iman, gelap gulita, buta, keras membatu terhadap kebenaran. Di antara penyebab hati yang kotor adalah tiada beriman kepada Alquran dan banyak berbuat kesesatan. Allah berfirman, ''Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Alquran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.'' (QS 6: 10).
Orang yang hatinya kotor dan sakit akan mudah digoda setan yang menjerumuskannya kepada perbuatan maksiat, dosa, dan kezaliman. Allah berfirman, ''Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh setan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat.'' (QS 22: 53).
Orang yang kotor hatinya karena perbuatan dosa dan jahat, hatinya menjadi buta dan tidak dapat menerima pelajaran dan peringatan. Akhirnya, hilanglah rasa percaya atau iman, dan orang itu akan selalu mengikuti kehendak nafsunya. Allah berfirman, ''Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya, dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)?'' (QS 7: 100).
Sebaliknya, beruntunglah orang yang menyucikan hatinya dengan cahaya iman, rasa percaya, dan amal saleh. Hati yang suci yang akan selalu mendapatkan petunjuk Allah dan tidak mudah digoda setan untuk berbuat mungkar atau maksiat, akhirnya nafsu pun akan tetap tenang. Iman yang baik dan senantiasa mengingat Allah membuat orang menjadi tenteram hatinya. Allah berfirman, ''(yaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram. (QS 13: 28).
Orang yang senantiasa membersihkan hati dari berbagai penyakitnya akan tampil sebagai orang yang mukhlis, yaitu orang yang ikhlas menjalankan ibadah dan semua aktivitas kehidupan. Segala hal yang ia lakukan hanya dipersembahkan kepada Allah. Orang seperti ini sulit digoda dan disesatkan setan. Allah berfirman, ''Iblis menjawab, 'Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka'.'' (QS 38: 82-83).
Hati yang bersih bersemai di dalamnya takwa kepada Allah. Takwa ini yang mendorong orang selalu menjalankan perintah Allah dan menghentikan segala larangan-Nya. Agar hati selalu membimbing kita kepada kebaikan, maka ia harus disucikan dari berbagai penyakit hati dan dosa-dosa yang kita lakukan.
Oleh : Firdaus MA
Hati manusia, atau sering disebut qalbu, senantiasa bolak-balik, tiada tetap. Kadang ia bersih, kuat iman, bercahaya, lemah lembut, tetapi suatu saat menjadi kotor, lemah iman, gelap gulita, buta, keras membatu terhadap kebenaran. Di antara penyebab hati yang kotor adalah tiada beriman kepada Alquran dan banyak berbuat kesesatan. Allah berfirman, ''Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Alquran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.'' (QS 6: 10).
Orang yang hatinya kotor dan sakit akan mudah digoda setan yang menjerumuskannya kepada perbuatan maksiat, dosa, dan kezaliman. Allah berfirman, ''Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh setan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat.'' (QS 22: 53).
Orang yang kotor hatinya karena perbuatan dosa dan jahat, hatinya menjadi buta dan tidak dapat menerima pelajaran dan peringatan. Akhirnya, hilanglah rasa percaya atau iman, dan orang itu akan selalu mengikuti kehendak nafsunya. Allah berfirman, ''Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya, dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)?'' (QS 7: 100).
Sebaliknya, beruntunglah orang yang menyucikan hatinya dengan cahaya iman, rasa percaya, dan amal saleh. Hati yang suci yang akan selalu mendapatkan petunjuk Allah dan tidak mudah digoda setan untuk berbuat mungkar atau maksiat, akhirnya nafsu pun akan tetap tenang. Iman yang baik dan senantiasa mengingat Allah membuat orang menjadi tenteram hatinya. Allah berfirman, ''(yaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram. (QS 13: 28).
Orang yang senantiasa membersihkan hati dari berbagai penyakitnya akan tampil sebagai orang yang mukhlis, yaitu orang yang ikhlas menjalankan ibadah dan semua aktivitas kehidupan. Segala hal yang ia lakukan hanya dipersembahkan kepada Allah. Orang seperti ini sulit digoda dan disesatkan setan. Allah berfirman, ''Iblis menjawab, 'Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka'.'' (QS 38: 82-83).
Hati yang bersih bersemai di dalamnya takwa kepada Allah. Takwa ini yang mendorong orang selalu menjalankan perintah Allah dan menghentikan segala larangan-Nya. Agar hati selalu membimbing kita kepada kebaikan, maka ia harus disucikan dari berbagai penyakit hati dan dosa-dosa yang kita lakukan.