Majalah Syir'ah lecehkan Islam !
swaramuslim.net 1
swaramuslim.net 2
desantara.org
Umat Islam yang belum mengenal dekat majalah Syir’ah, pasti akan dikelabui dengan identitas majalah tersebut. Majalah Islam atau bukan, faktanya kebanyakan umat Islam belum mengetahui, profil siapa dibalik majalah berukuran 15.5 X 21.5 cm ini. Andai saja umat Islam tahu, siapa pemodal majalah tersebut, maka bersiaplah untuk didoktrin dengan pemahaman agama (Islam) yang sesat lagi menyesatkan. Wah ternyata Ford Foundation dan Asia Foundation pun ikut gabung disini.
Jika yang menghantam Islam itu orang Yahudi dan Nasrani, bisa dimaklumi. Karena sudah ada sinyalemen Allah dalam Al-Qur‘an. Tapi kini penghantaman Islam ini dilakukan oleh orang “Islam” dan membawa-bawa dalil Al-Qur‘an. Bagaimana kita menyikapi fitnah berlabel “Islam” ini?
Majalah yang satu ini memang keterlaluan. Nama dan motonya sangat islami, diambil dari Al-Qur‘an. Dalam beberapa edisinya, Syir’ah mencantumkan surat Al-Ma`idah 48 di inside cover. Kata “Syir’ah” yang berarti peraturan, memang diambil dari surat Al-Ma‘idah 48. Ujung ayat ini diakhiri dengan kalimat “Fastabiqul Khairat” yang dijadikan moto perjuangan di kalangan Pemuda Muhammadiyah. Tapi, apakah opini dan beritanya mendakwahkan Islam dan menjunjung kemuliaan umat Islam? Ternyata bertolak belakang seratus delapan puluh derajat. Justru sering menurunkan tema yang mendukung kaum Nasrani dan menyebarkan pendiskreditan Islam.
Ketika terjadi pro-kontra umat Islam dan Kristen tentang RUU Kerukunan Umat Beragama, Syir’ah malah berpihak ke kalangan Nasrani. Maka bulan Januari 2004 Syir’ah mengangkat tema utama “Kerukunan Dalam Bahaya”. Berita dan analisisnya jelas mendukung aspirasi umat Nasrani, dengan beberapa judul tulisan: “Urungkan RUU Kerukunan Umat Beragama” (hal. 16); “Aturan Kerukunan yang Mencakar” (hal. 18-22); “Akui yang Lima, Akui Selain yang Lima” (hal. 23-26); “Kerukunan Tak Bisa Didikte” (hal. 28-31), dan lain-lain.
Menjelang pemilihan DPR, DPRD dan DPD pada Pemilu yang lalu, bulan April 2004 Syir’ah menurunkan tema utama “Politikus Busuk di Partai Islam.” Dari berita yang disuguhkan, dapat ditebak bahwa tujuannya adalah penggembosan terhadap Partai-partai Islam.
Perwajahannya pun jauh dari kesan Islami. Saat umat Islam ramai-ramai mengecam pornografi dan pornoaksi dalam kasus Goyang Ngebor Inul yang seronok, Syir’ah malah memihak sang Ratu Ngebor pada edisi Juni 2003 dengan tema "Rasulullah Pun Menikmati Goyang". Fakta yang dijadikan dalih adalah adanya Tarian Duet (Hadra) Maut yang berpasangan antara laki-laki dan perempuan adalah tradisi di kalangan keturunan Rasulullah, dan pertunjukan Tari Perut yang dilakukan di atas perahu-perahu Nil ini dihiasi dengan kaligrafi Arab bertuliskan La ilaha illallah, Masya Allah, dan Subhanallah. “Tari Perut menjadi trademark negeri yang kaya peradaban itu. Di sana, lembaga fatwa tidak mengeluarkan pengharaman terhadap Tari Perut” tulis Syir’ah membela.
Ilustrasi edisi ini sangat jorok, yaitu para penari Tari Perut yang sedang bergoyang –maaf– terlihat auratnya antara buah dada sampai pusarnya. Lalu pada halaman 49 dipersembahkan puisi untuk Sang Ratu Ngebor berjudul “Syair Inul” yang dihiasi dengan foto latar seorang wanita tak berbusana yang sedang menari (bergoyang).
Edisi Januari 2004, ditampilkan potret “telanjang dada” Cornelia Agatha pada rubrik Sudut Panggung. Begitu juga edisi Februari 2004, rubrik Sudut Panggung memajang foto sensual Rieke Diah Pitaloka yang bertelanjang dada memamerkan kalung emasnya.
Edisi Maret 2004, pada rubrik Mereka Bicara, Syir’ah melaporkan secara detail kehidupan prostitusi di kota Parung. Penyuguhan berita esek-esek ini pun tak menanamkan moral, bahkan cenderung mempopulerkan. Konyolnya, Syir’ah memuji wilayah mesum ini dengan sebutan “unik” karena letaknya berdekatan dengan pesantren. Ini menanamkan opini kepada pembaca seolah-oleh perilaku mesum tidak ditolak oleh komunitas pesantren.
Pendiskreditan terhadap Islam kembali dilakukan di edisi Mei 2004 yang memblow up seks bebas di kampus Islam yang dilakukan oleh para aktivis kampus Islam dan alumnus pesantren. Foto ilustrasinya pun sangat mesum dan melecehkan Islam. Ada foto wanita berjilbab sedang tidur berpelukan di ranjang dengan lawan jenisnya, ada cover VCD porno lengkap dengan cuplikan foto bugilnya, dan seterusnya. Seolah-olah, adegan mesum itu sangat akrab di kalangan “kampus hijau.”
What next ?
swaramuslim.net 2
desantara.org
Umat Islam yang belum mengenal dekat majalah Syir’ah, pasti akan dikelabui dengan identitas majalah tersebut. Majalah Islam atau bukan, faktanya kebanyakan umat Islam belum mengetahui, profil siapa dibalik majalah berukuran 15.5 X 21.5 cm ini. Andai saja umat Islam tahu, siapa pemodal majalah tersebut, maka bersiaplah untuk didoktrin dengan pemahaman agama (Islam) yang sesat lagi menyesatkan. Wah ternyata Ford Foundation dan Asia Foundation pun ikut gabung disini.
Jika yang menghantam Islam itu orang Yahudi dan Nasrani, bisa dimaklumi. Karena sudah ada sinyalemen Allah dalam Al-Qur‘an. Tapi kini penghantaman Islam ini dilakukan oleh orang “Islam” dan membawa-bawa dalil Al-Qur‘an. Bagaimana kita menyikapi fitnah berlabel “Islam” ini?
Majalah yang satu ini memang keterlaluan. Nama dan motonya sangat islami, diambil dari Al-Qur‘an. Dalam beberapa edisinya, Syir’ah mencantumkan surat Al-Ma`idah 48 di inside cover. Kata “Syir’ah” yang berarti peraturan, memang diambil dari surat Al-Ma‘idah 48. Ujung ayat ini diakhiri dengan kalimat “Fastabiqul Khairat” yang dijadikan moto perjuangan di kalangan Pemuda Muhammadiyah. Tapi, apakah opini dan beritanya mendakwahkan Islam dan menjunjung kemuliaan umat Islam? Ternyata bertolak belakang seratus delapan puluh derajat. Justru sering menurunkan tema yang mendukung kaum Nasrani dan menyebarkan pendiskreditan Islam.
Ketika terjadi pro-kontra umat Islam dan Kristen tentang RUU Kerukunan Umat Beragama, Syir’ah malah berpihak ke kalangan Nasrani. Maka bulan Januari 2004 Syir’ah mengangkat tema utama “Kerukunan Dalam Bahaya”. Berita dan analisisnya jelas mendukung aspirasi umat Nasrani, dengan beberapa judul tulisan: “Urungkan RUU Kerukunan Umat Beragama” (hal. 16); “Aturan Kerukunan yang Mencakar” (hal. 18-22); “Akui yang Lima, Akui Selain yang Lima” (hal. 23-26); “Kerukunan Tak Bisa Didikte” (hal. 28-31), dan lain-lain.
Menjelang pemilihan DPR, DPRD dan DPD pada Pemilu yang lalu, bulan April 2004 Syir’ah menurunkan tema utama “Politikus Busuk di Partai Islam.” Dari berita yang disuguhkan, dapat ditebak bahwa tujuannya adalah penggembosan terhadap Partai-partai Islam.
Perwajahannya pun jauh dari kesan Islami. Saat umat Islam ramai-ramai mengecam pornografi dan pornoaksi dalam kasus Goyang Ngebor Inul yang seronok, Syir’ah malah memihak sang Ratu Ngebor pada edisi Juni 2003 dengan tema "Rasulullah Pun Menikmati Goyang". Fakta yang dijadikan dalih adalah adanya Tarian Duet (Hadra) Maut yang berpasangan antara laki-laki dan perempuan adalah tradisi di kalangan keturunan Rasulullah, dan pertunjukan Tari Perut yang dilakukan di atas perahu-perahu Nil ini dihiasi dengan kaligrafi Arab bertuliskan La ilaha illallah, Masya Allah, dan Subhanallah. “Tari Perut menjadi trademark negeri yang kaya peradaban itu. Di sana, lembaga fatwa tidak mengeluarkan pengharaman terhadap Tari Perut” tulis Syir’ah membela.
Ilustrasi edisi ini sangat jorok, yaitu para penari Tari Perut yang sedang bergoyang –maaf– terlihat auratnya antara buah dada sampai pusarnya. Lalu pada halaman 49 dipersembahkan puisi untuk Sang Ratu Ngebor berjudul “Syair Inul” yang dihiasi dengan foto latar seorang wanita tak berbusana yang sedang menari (bergoyang).
Edisi Januari 2004, ditampilkan potret “telanjang dada” Cornelia Agatha pada rubrik Sudut Panggung. Begitu juga edisi Februari 2004, rubrik Sudut Panggung memajang foto sensual Rieke Diah Pitaloka yang bertelanjang dada memamerkan kalung emasnya.
Edisi Maret 2004, pada rubrik Mereka Bicara, Syir’ah melaporkan secara detail kehidupan prostitusi di kota Parung. Penyuguhan berita esek-esek ini pun tak menanamkan moral, bahkan cenderung mempopulerkan. Konyolnya, Syir’ah memuji wilayah mesum ini dengan sebutan “unik” karena letaknya berdekatan dengan pesantren. Ini menanamkan opini kepada pembaca seolah-oleh perilaku mesum tidak ditolak oleh komunitas pesantren.
Pendiskreditan terhadap Islam kembali dilakukan di edisi Mei 2004 yang memblow up seks bebas di kampus Islam yang dilakukan oleh para aktivis kampus Islam dan alumnus pesantren. Foto ilustrasinya pun sangat mesum dan melecehkan Islam. Ada foto wanita berjilbab sedang tidur berpelukan di ranjang dengan lawan jenisnya, ada cover VCD porno lengkap dengan cuplikan foto bugilnya, dan seterusnya. Seolah-olah, adegan mesum itu sangat akrab di kalangan “kampus hijau.”
What next ?
Alhamdulillah, saya sering baca majalah Syir'ah. Selama ini memang saya mencurigai ada beberapa hal yang 'tidak beres' pada majalah tersebut. Dengan artikel ini, saya semakin yakin kalau majalah tersebut ada untuk menghancurkan Islam dari dalam, menggunting dalam lipatan, musuh dalam selimut. Berhati-hatilah untuk berita-berita yang menyesatkan. Sebab Allah SWT memerintahkan pada kita (muslim) untuk waspada terhadap berita-berita dari orang-orang fasik, munafik, dan kafir. Terimakasih untuk artikelnya
4:17 PM
bismillah, semoga qt bukan termasuk orang-orang yang durhaka terhadap Allah.
qt seringkali banyak berbicara ini, itu tentang hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang yang berusaha merusak citra Islam dari tubuh Islam itu sendiri. tapi nampaknya qt hanya bisa bergerutu saja tanpa bisa berbuat hal-hal konkret untuk melawannya. kenapa mereka bisa berbuat hal-hal seperti itu dengan leluasa? jangan-jangan dikarenakan mereka merasa tidak ada counter pemikiran juga yang qt tulis dan dipublikasikan.
untuk itu, mari qt 'berbuat' !!!! berbuatlah dengan kemampuan yang qt miliki. dengan tingkatan pemahaman yang qt punya. atau minimal dengan bukti nyata dalam muamalah qt sehari-hari. karena muamalah itulah yang menyebabkan banyak orang-orang di luar Islam tertarik untuk mempelajari Islam. semoga....
11:19 AM
Bagaimana jika kita pelopori gerakan formal untuk menolak majalah ini. Apakah hal ini sudah diinformasikan ke MUI ? Saya pikir info ini perlu di blow up di media sehingga masyarakat semakin terbuka dengan adanya upaya mengaburkan ajaran Islam ini.
Fahima
12:57 PM
Ya, saya pikir hal ini memang perlu di blow dan disebarkan seluas2nya. Saya minta izin kepada Young Muslim artikel ini saya copy dan akan say kirimkan ke semua rekan2 muslim di contact saya. Saya berharap yang lain yang membaca ini pun demikian. Mari blow up !
11:42 AM
Saya belum pernah membaca majalah tersebut. Tapi jika kandungannya seperti apa yg diuraikan didalam artikel diatas; Masya Allah !, maka kita perlu menginformasikan hal ini kepada semua ummat Islam dan terlebih lagi kepada anak2, keluarga dan saudara2 kita dimanapun berada. Seperti halnya saya menginformasikan tentang kandungan2 yahudi pada lagu, ornamen2 cover dan syair2 Dewa 19, agar senantiasa kita berhati-hati terhadap ajakan halus yang ternyata mengarahkan kita kepada kesesatan.
FPI, apakah belum mengetahui hal ini?????
1:29 PM
Memang demikian. Sejak edisi pertama sepertinya memang sudah demikian. Seperti halnya karya karya Ulil Lainnya. Majalah ini memang dipelopori oleh Ulil Abshor. Nama Syir'ah mungkin diambil biar banyak orang yg tertarik, karena namanya islami. Mirip dengan daging busuk yng dibungkus dengan kertas, rapi. Begitu dibuka kelihatan busuknya bagi orang yg paham.
Romi
11:08 PM
Kalian semua seperti kebakaran jenggot! Mengaku seorang Islam tapi tak bisa menerima perbedaan, kasian sekali.
melihat pernyataan penolakan terhadap Syir'ah, saya jadi berfikir:
"sebelum kalain2 beragama seharusnya di tes IQ dan EQ dahulu. Kalau memenuhi syarat, baru diizinkan beragama. Belom bisa menerima perbedaan kok bicara masalah keyakinan? Aneh! Selalu curiga dan merasa selalu benar, tak akan pernah maju!
Allah, Nabi atau Agama itu soal keyakinan! Keyakinan itu soal hati dan hati itu tempat yang sering dikunjungi Allah. So, jangan bicara Allah atau berani ngupas2 Alquran kalau perbedaan saja tak bisa menerima.
Saya doakan kalian bisa mendapat Hidayah dari Allah SWT..amin
» Post a Comment