<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d11776877\x26blogName\x3dYoung+Muslims+Indonesia\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://youngmuslimsindo.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://youngmuslimsindo.blogspot.com/\x26vt\x3d-4458987010061084945', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Young Muslims Indonesia

Barangsiapa yang menempuh jalan yang menuju ke pengetahuan,
Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga,
dan para malaikat mengembangkan sayapnya karena senang pada orang yang mengincar ilmu,
serta seluruh penghuni surga dan bumi bahkan ikan di kedalaman lautan, memohon ampunan untuknya

[HR. Ibnu Hanbal 196]

Nabi Muhammad SAW di Acara Talk Show Oprah Winfrey

22 February, 2006
eramuslim - Acara talk show paling popoler yang dibawakan Oprah Winfrey, baru-baru ini menggelar kompetisi tentang siapa orang yang dianggap sebagai 'pahlawan' dalam hidup anda? Dalam kompetisi ini, para peserta diminta untuk menceritakan kisah nyata tentang guru, petugas pemadam kebakaran, orang tua, kerabat atau siapa saja yang dianggap sangat istimewa.

Ternyata, warga Muslim AS banyak yang akan memilih Nabi Muhammad saw sebagai sosok pahlawan bagi mereka.

"Ini merupakan kesempatan yang baik untuk menjatuhkan pilihan pada Nabi kami lewat situs Oprah, untuk menarik perhatian dunia terhadap agama Islam dan nabi Muhammad saw," kata seorang muslimah bernama Hadeel dalam forum diskusi di situs Islamonline. Hadeel mengajak semua peserta dalam forum itu untuk memilih Nabi Muhammad Saw dalam kompetisi yang diselenggarakan acara talk show Oprah Winfrey itu.

Ajakan Hadeel mendapat sambutan positif dari banyak umat Islam. "Ini ide yang hebat," kata seorang peserta forum bernama Gogi, 48 tahun. "Saya mengunjungi website dan memilih pahlawan saya adalah Nabi Muhammad saw," katanya.

Alamat website untuk kompetisi tersebut adalah:

www.oprah.com

Terkait dengan hasil kompetisi itu dan apakah hasil pilihan akan didiskualifikasi jika hasilnya tidak seperti yang diinginkan, tidak seorang pun dari pihak Oprah Winfrey Show yang bisa dimintai keterangan.

Situs Islamonline sudah mengirimkan email ke acara tersebut melalui websitenya dan menunggu hampir 24 jam untuk mendapatkan jawabannya. Hasilnya, website acara Oprah Winfrey membalas email tersebut hanya dengan ucapan terima kasih dan permohonan maaf karena tidak bisa memberikan jawaban secara pribadi dengan alasan banyaknya email yang mereka terima setiap hari.

Oprah Winfrey show merupakan acara talk show di televisi yang paling bertahan sejak ditayangkan pertama kali pada 6 September 1986 sampai sekarang. Dalam acara ini Oprah Winfrey bertindak sebagai produser sekaligus pembawa acara. Majalah Forbes menobatkan Oprah sebagai selebritis paling berpengaruh dan nama Oprah Winfrey ada di urutan ke-9 wanita paling berpengaruh di dunia. (ln/iol)

Arti Kesucian Bagi Perempuan

21 February, 2006
Eh, kita ngasih judul tulisan begini bukan berarti kita udah suci lho. Bukan pula udah merasa paling benar. Bukan juga mau ngeguruin sama kamu yang bisa jadi ada yang udah ngerti soal beginian, khususnya kaum akhwat. But, kita nulis begini sekadar ngingetin kamu semua. Maklumlah, namanya juga manusia. Suka terserang penyakit lupa. Jadi, saling ngingetin kan bagian dari usaha supaya nggak lupa. Betul apa bener? Nah, itulah pentingnya seorang teman or sahabat. Apalagi kita sebagai sesama muslim, kudu saling ngingetin en nasihatin tuh dalam kebenaran. Setuju kan? Kudu! ?

Sobat muda muslim, kita sedih dan prihatin banget dengan cara gaul sebagian besar teman remaja yang bebas nian. Sepertinya model pergaulan yang bebas itu udah jadi menu keseharian dalam hidup kita. Melanggar aturan malah dianggap wajar. Akibatnya, banyak orang yang udah nggak malu dan ragu untuk berbuat tidak normal. Kalo dulu di jaman ortu kita masih muda, jalan berdua antar lawan jenis aja para tetangga udah bercas-cis-cus ngomongin kita. Coba, gimana nggak merah kuping kita. Meski banyak motif waktu ngomongin pelaku gaul bebas itu, tapi terbukti cukup efektif bikin risih bin keder yang ngelakuin.

Lha, kalo sekarang? Aduh, kita sih nggak abis pikir deh kalo sekarang kok kayaknya liar banget. Udah gitu, para tetangga cuek abis, alias nggak mau peduli terhadap apa yag dilakuin tetangga lainnya. Alasannya sih klise banget, “Itu kan bukan anak or sodara gue, ngapain capek-capek mikirin? Dapet duit juga kagak!” Waduh, egois banget ya? Begitulah…

Pergaulan sekarang nih, udah benar-benar melanggar ajaran agama. Utamanya kita menyoroti gaya gaulnya anak puteri. Wah, wah, udah banyak tuh yang gaulnya bikin bulu betis berdiri (bisik-bisik: bosen ah pake bulu kuduk mulu). Ketar-ketir kita dibuatnya, lho. Bener-bener udah menodai kehormatan dan kesucian dirinya. Gimana nggak, jalan bareng ama cowok bukan mahramnya ayo aja. Diajak main teman cowoknya oke aja. Dipegang, digandeng, dipeluk, ditimpukin, sampe dibanting no problemo. Waduh! (backsound: smackdown kaleee..).

Gaya gaul kayak begini bisa dibilang udah nggak sehat. Emang sih, awalnya model gaul begini dicontohkan kalangan seleb. But, sekarang udah nyebar dan jadi identitas masyarakat, khususnya kalangan remaja dan mahasiswa. Jangan-jangan tetangga kita malah jadi pelaku aktifnya. Atau mungkin sodara dan teman kita sendiri (atau malah kita sendiri?) Siapa tahu kan? Abisnya, sekarang udah jadi tren.

Kalangan seleb yang perilakunya gampang disimak di televisi makin menganggap biasa berbuat salah. Rasanya pedih dan perih hati ini, pas ngelihat para penyanyi dangdut wanita yang senantiasa menjual bodinya ketimbang suaranya. Dipelopori oleh Inul Daratista si Ratu Ngebor, maka di belakangnya seperti berlomba nyari sensasi. Terdaftar nama-nama penari striptease, eh, penari dangdut (bukan penyanyi, itu mah); Anisa “goyang patah-patah” Bahar, Uut Permatasari, Ira Swara, Putri Vinata, Nita Talia, Dewi Persik wa akhwatuha... yang always kesetanan dalam bertingkah. Bebas euy!

Nggak hanya di televisi, media cetak juga seperti berlomba untuk menjual erotisme binti pornografi. Sesuatu yang amat ditabukan, yang hanya boleh dilihat dan dilakukan di ruang pribadi, sekarang udah menjadi konsumsi umum. Siapa pun boleh menikmati dengan sesukanya. Nyang penting ada itung-itungan duit di sana. Atau tujuan lain, ngetop. Padahal sama aja, karena kalo udah ngetop en populer kan duit lagi akhirnya. Hmm… dasar kapitalis!

Bo abo.. kalo udah kayak gitu, kita ngeri, risih, kesel, sekaligus kasihan sama mbak-mbak kita itu. Semua orang yang pikirannya normal pastinya nggak suka dengan gaya hidup begituan. Kalo pun kemudian ada yang diem-diem mendukung, itu juga lebih karena mereka bingung, lalu tanpa sadar menganggap kelakuan kayak begitu sebagai sebuah kewajaran. Gubrak! Lalu, apa artinya sebuah kesucian bagi seorang perempuan? Atau memang udah nggak perlu lagi predikat itu? (kasihaaan deh lo!)

Ukuran kesucian

Kalo orangtua dulu sering secara khusus membahas tentang kesucian diri bagi seorang perempuan, sekarang kayaknya mulai dilupakan alias rada longgar. Jaman dulu ortu sering wanti-wanti kepada anak perempuannya untuk pandai menjaga diri. Untuk tidak bergaul sesukanya dengan lawan jenis. Bahkan untuk sekadar olahraga berat aja para ortu suka murka, karena katanya akan mempengaruhi keperawanan sebagai sebuah lambang kesucian.

Nah, dengan menganggap arti sebuah kesucian bagi perempuan diukur berdasarkan ketentuan fisik seperti ini, maka para ortu sangat khawatir kalo anak perempuannya mulai gatel ngelihat cowok. Jangan-jangan, entar mereka gaul bebas. Kalo udah gitu kan repot.

Sekadar gambaran, pernah ada tuh film Indonesia yang judulnya Tirai Malam Pengantin.. Film jaman baheula banget sih. Digambarkan dalam film yang dibintangi oleh Mbak Yessy Gusman itu seorang ibu yang sangat khawatir begitu mengetahui selaput dara anak perempuannya robek pas jatuh saat main sepeda. Padahal, sebentar lagi akan menikah. Singkat cerita, tuh si ibu yang merasa ingin agar anaknya bisa mempersembahkan arti sebuah kesucian kepada suaminya, sebelum nikah dilakukan operasi selaput dara. Kalo sekarang? Pikirannya gampang aja. Kalo pun ‘kecelakaan’ duluan, nikahin aja. Toh udah banyak para seleb ibukota mencontohkan. Jadi, ‘semboyannya’ seperti dalam pelajaran bahasa Indonesia; ‘buatlah seperti contoh!’ Wasyah!

Sobat muda muslim, emang sih, kalo kita ngomongin tentang kesucian sebenarnya bukan hanya ditujukan untuk kaum Hawa, kaum Adam juga perlu disorot. Cuma, karena anak laki rada sulit dibedain mana yang masih suci mana yang udah nggak suci lagi, jadinya yang sering dapet porsi lebih banyak dalam pembahasannya adalah anak perempuan. Karena anak perempuan amat mudah dilihat perubahannya. Tapi dengan catatan, jika ngelihatnya adalah ukuran fisik.

Tapi kalo standar kesucian diukur dari tingkah laku, anak laki dan anak perempuan bisa dengan mudah dilihat. Artinya, baik anak laki atawa anak perempuan, kalo mereka udah kecebur dalam pergaulan bebas, kalo gaya gaul mereka nyerempet-nyerempet dosa, kalo mereka mengamalkan free thinker, ya sama-sama nggak suci secara kepribadiannya. Setuju kan?
Sobat muda muslim, Islam udah mengatur segala bentuk perbuatan manusia. Buat anak ngaji mungkin sering denger istilah hukum syara. Nah, hukum syara, menurut istilah para pakar ushul fiqih adalah seruan (khithab) Syar’i (Allah Swt.) yang berkaitan dengan aktivitas hamba (manusia), berupa tuntutan (al-Iqtidla), penetapan (al-Wadl’i) dan pemberian pilihan (at-Takhyir).

Jadi, segala aturan yang tercantum dalam sumber hukum syara (al-Quran, as-Sunnah, Ijma sahabat, dan qiyas) adalah sandaran ketika kita berbuat. Pendek kata, perbuatan kita kudu sesuai aturan yang berlaku dalam ajaran agama kita. Semua itu nggak lain, adalah untuk menjaga kita dari aktivitas yang bisa menurunkan derajat kita sebagai manusia. Itu juga bisa berarti untuk melindungi kita supaya tetap menjaga kesucian diri. Bener lho.

Misalnya aja Allah menyindir manusia yang nggak mau tunduk pada aturan-Nya. Seperti dalam firman-Nya: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS al-A’raaf [7]: 179)

Lha, kalo yang sekarang kita lihat, manusia seperti berlomba menuju neraka! Aduh, sebetulnya nggak tega menulis begini. Tapi, ternyata banyak kaum muslimin yang udah berani secara terang-terangan berbuat maksiat. Jadinya, ‘kepaksa’ deh kita nyebutin begitu. ?

Coba kalo kamu pikir, gimana bisa menjaga kesucian diri kalo bergaul aja menganut gaya bebas (kirain cuma dalam renang aja tuh). Betul apa betul? Terus, gimana bisa disebut terhormat, kalo dalam berbuat justru melanggar kehormatan? Berpakaian aja nggak bener. Aurat yang wajib ditutup malah diobral kepada siapa aja yang bisa melihatnya. Nggak malu dan nggak ragu lagi (mungkin karena tergoda lirik lagu tema acara Joged-nya RCTI, yang ngomporin agar jangan malu dan ragu, katanya sah-sah saja). Salah kok bangga ya?

Mengembalikan kesucian

Sobat muda muslim, khususnya yang puteri. Kesucian diri memang berarti luas ya. Baik lahir maupun batin. Sayangnya, di jaman yang udah jauh dari nilai-nilai Islam ini, jangankan kesucian batin (baca: kepribadian), menjaga kesucian diri yang sifatnya lahir aja udah susah. Sebab, yang kita saksikan justru mereka berlomba untuk mengobral seluruh potensi dan pesona tubuh yang dimiliknya. Nggak usah dijelasin secara detil, toh kamu juga udah sering lihat dalam kehidupan nyata; baik di lingkungan sekitar kita, maupun yang kita lihat di televisi dan yang kita baca di media cetak. Ckckckck.. kasihan banget tuh.

Nah, ini memang bagian dari kerusakan moral yang udah mengglobal. Masyarakat kita sedang sakit. Kerusakan ini sebetulnya bisa dicegah dengan menjalin kerjasama di semua komponen. Mulai dari individu di keluarga dengan menanamkan ketakwaan bagi anggota keluarga, terus masyarakat yang ketat dalam mengontrol aktivitas warganya, dan juga penerapan aturan dan sanksi oleh negara.

Tiga kekuatan ini yang mestinya bisa digabungkan untuk mencegah kerusakan lebih jauh dalam rangka melindungi kehormatan manusia. Tapi sayangnya, tiga pilar itu mulai keropos semua. Takwa individu payah, pengawasan masyarakat lemah, dan negara nggak bisa diharapkan lagi. Sedih deh.

Kalo udah begini gaswat. Al-Quran udah menjelaskan sebab-sebab kutukan Allah kepada masyarakat Yahudi, karena nggak ada dalam aturan mereka sistem kontrol masyarakat. Kalo pun ada, tapi lemah banget. Firman-Nya: “Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (QS al-Maaidah [5]: 79)

Mari kita renungkan firman Allah Swt.: “...Jika kamu (hai kaum muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (TQS al-Anfaal [8]: 73)

Kamu perlu tahu bahwa budaya atau peradaban adalah ditentukan mafahim (persepsi/pandangan) tentang kehidupan. Nah, yang muncul sekarang adalah berasal dari pandangan hidup kapitalisme-sekularisme yang emang menjadikan kebebasan sebagai patokan berbuat. Permisif dan hedonis sekaleee. Inilah akar masalahnya. Sebab, akibat paham ini maka lahirlah beragam kekacauan, kesengsaraan, hilangnya rasa aman di tengah-tengah masyarakat, juga melahirkan mental yang bobrok.

Sekularisme emang bikin sengsara umat manusia. Jadi, mari mengembalikan kesucian dan kehormatan umat manusia dengan menggusur ideologi kapitalisme-sekularisme dari kehidupan kita. Selanjutnya, terapkan Islam sebagai ideologi negara. Kagak pake dilama-lamain lagi. Mari berjuang sekarang juga, sobat! ? (dudung.net)

Kampanye Mengganti Valentine Day dengan Muhammad Day

15 February, 2006
eramuslim - Sejumlah pemuda Mesir menyerukan kaum Muslimin untuk merubah perayaan Valentine’s Day yang bertepatan dengan 14 Februari dengan Muhammad Day. Seruan ini disampaikan di sejumlah situs internet Islam untuk memberi alternatif yang sangat positif, di samping menampilkan kecintaan dan dukungan Muslim kepada Rasulullah saw. Terlebih, baru saja kaum Muslimin dunia diguncangkan oleh kartun yang melecehkan Rasulullah saw.

“Berdasarkan bahwa cinta adalah nilai prinsip dalam Islam, maka kami menyerukan kampanye “Yelaa Noheb bi jidd” (Mari Benar-benar Mencintai) dengan meluruskan pemikiran tentang makna cinta yang sesungguhnya. Mereka menyodorkan pemikiran baru tentang cinta di simbol “Yela Noheb Zey Nabiyena” (Mari mencintai pakaian Nabi kita). Seruan ini bukan merupakan pengakuan kecintaan sakral sebagaimana sikap yang ditampilkan oleh para pendukung Valentine. Tapi kecintaan yang disalurkan dalam koridor Islam yang lebih utama.

Selain itu mereka juga menyebutkan bahwa ide ini disampaikan berdasarkan pemikiran bahwa tidak ada yang lebih berhak menampilkan cinta melebihi cinta Rasulullah saw. “Rasulullah saw tidak pernah melampiaskan cinta keluar dari ikatan pernikahan. Dan karenanya pelajaran romantis harus diambil dari hubungan suami istri. Berbeda dengan percintaan suci para pendukung valentine yang lebih banyak diarahkan pada hubungan lain jenis yang tidak diikat dengan tali pernikahan.”

Karena itulah, menurut mereka, cinta dalam Islam lebih utuh dan lebih mulia dalam seluruh aspeknya. Mereka menyerukan para pemuda dan pemudi Islam tidak terlibat dalam acara percintaan ala valentine’s day. Tapi dirubah dengan memperingati hari Muhammad Day, dengan membenahi pemahaman cinta dengan pemahaman yang benar sesuai pengajaran yang didapat dari Rasulullah saw. Seruan ‘Muhammad Day’ juga dilakukan melalui sms ke berbagai nomor hand phone di kalangan muda mudi Mesir.

Para pemuda Islam yang menyerukan Muhammad Day menyatakan bahwa ide mereka ini bukanlah bid’ah ditinjau dari sisi syariat. Karena apa yang dilakukan adalah untuk memanfaatkan event tertentu terutama kasus penghinaan atas Rasulullah saw melalui kartun oleh sejumlah media Barat. “Ide peringatan hari Muhammad Day adalah dengan tujuan menyampaikan pesan, bukan ditetapkan sebagai kesempatan yang harus dilakukan setiap tahun,” ujar mereka. (na-str/iol)


Sejarah Valentine's Day

10 February, 2006
The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day :

“Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine's Day probably came from a combination of all three of those sources--plus the belief that spring is a time for lovers.”

Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).

The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat: The World Book Encyclopedia, 1998).

Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book Encyclopedia, 1998).

Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut Syirik, artinya menyekutukan Allah Subhannahu wa Ta'ala. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!

Saudaraku, itulah sejarah Valentine’s Day yang sebenarnya, yang seluruhnya tidak lain bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan “kasih sayang”, lalu kenapa kita masih juga menyambut Hari Valentine? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat? Atau hanya ikut-ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya?.

Bila demikian, sangat disayangkan banyak teman-teman kita remaja putra-putri Islam yang terkena penyakit ikut-ikutan mengekor budaya Barat dan acara ritual agama lain. Padahal Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabnya” (Al Isra' : 36).


Nabi Muhammad dihina !

03 February, 2006
Assalamu'alaikum,


Kamu sekalian tau ngga kalau saat ini umat Islam sedang diuji keimanan dan kepeduliannya terhadap agamanya dan Nabinya. Belum selesai dengan masalah majalah Playboy, saat ini kita sedang diuji sampai sejauh mana kita mencintai Nabi kita Muhammad saw. Lihatlah ke Denmark, sebuah negara yang salah satu media terbesarnya yang bernama Jylland-Posten pernah menggambar sosok Nabi kita Muhammad saw. Sepertinya kita semua tau bahwa menggambar sosok atau wajah Nabi adalah terlarang. Nah media di Denmark ini malah menggambar sosok Nabi plus menghina. Mereka memuat gambar Nabi yang di surbannya ada gambar bom yang sedang menyala seolah-olah Nabi kita yang mulia itu adalah seorang teroris ! Astaghfirullah !

Sampai dimana kecintaan kita ?

Wahai mahasiswa muslim yang biasa berdemo di MPR/DPR, mana suara kalian ?!

Usaha kalian sudah bagus ketika memperjuangkan hak rakyat kecil, tapi mana suara kalian untuk memperjuangkan agama kalian ?!

Wahai rakyat Indonesia yang mayoritas Muslim, mana suara kalian untuk membela Nabi kalian yang tercinta ?! padahal tanpa Nabi Muhammad, kalian tidaklah akan menjadi manusia yang saling peduli satu sama lain !

Tanpa beliau saw, kalian tidaklah akan menjadi bangsa yang beradab ! Lalu dimana rasa cinta kalian terhadap Nabi kita Muhammad saw ?!

Cinta terhadap Rasulullah saw. mutlak harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah swt. bahkan sekedar adanya rasa cinta kepada Rasullah saw. tersebut belumlah cukup seorang dikatakan telah beriman, tapi harus mengalahkan perasaan-perasaan cinta yang lain, termasuk rasa cinta kepada dirinya sendiri.

Tidakkah kalian ingat hadits yang diriwayatkan oleh Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, pernah bersabda, "Tidak beriman salah seorang di antara kalian, sehingga aku (Muhammad) lebih dia cintai dari pada orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia."

Syaikhul Islam Ibnu Qayyim pernah berkata dalam kitabnya yang berjudul Al-Fawaid, hal. 56,

"Wahai orang-orang yang bermental banci, di mana anda dari jalan? Jalan di mana di atasnya: Adam kelelahan, Nuh meratap sedih, Al-Khalil dilempar ke dalam api, Ismail dibaringkan untuk disembelih, Yusuf dijual dengan harga murah dan dipenjara beberapa tahun, Zakaria digergaji, Yahya disembelih, Ayyub menderita sakit parah, tangisan Daud melebihi batas kewajaran, Isa berjalan kesusahan seorang diri dan Muhammad sholallahu ‘alaihi wa salam mengalami kemiskinan dan berbagai siksaan. Anda malah bersantai dengan kelalaian dan permainan ?"

Lihatlah apa yang dilakukan saudara kita di berbagai belahan dunia ini demi membela kehormatan Islam ! Lihatlah apa akibatnya ketika Islam dilecehkan ! Bacalah di link-link dibawah ini :



Indonesia kapan ?

Gelombang Baru Akibat Pemuatan Kartun Nabi Muhammad

Kuwait boikot Denmark

Perusahaan Denmark di Belanda pailit karena diboikot

Kantor Jylland-Posten diancam bom

Negara Timur Tengah beraksi


Mereka adalah saudara kita seiman yang mau dan mampu menunjukkan rasa cintanya yang tinggi kepada Nabi kita Muhammad saw. Semoga kalian semua masih punya hati dan harga diri terhadap agama Islam dan Nabi kalian ! Amin ! Allahu Akbar !


Wassalamu'alaikum

Cinta yang ternoda


Assalaamu'alaikum,


Beberapa hari lagi Valentine’s Day. Banyak di antara kamu yang juga heboh ikutan wara-wiri nyiapin segala hal yang bernuansa merah jambu. Pakaian ke pesta Val Day yang oke punya. Ngedate di tempat nongkrong yang nggak bikin bete. Nggak lupa kado istimewa buat yayang tercinta; mulai dari sekadar ngasih coklat sampe ngasih hadiah berupa HP keluaran terbaru (ada nggak ya yang manas-manasin dengan ngasih foto gacoan baru. Walah, itu mah ngajak perang dong ?). Asyik banget deh. Pokoknya, setiap tanggal 14 Februari, nyaris seluruh remaja sejagat ngerayain hari “pink” sedunia, yang memang full of love ini.

Di hari itu, seolah semua remaja berseru; “Katakan cinta kamu dengan manis dan romantis!” Itu sebabnya, beragam ungkapan rasa cinta bisa diwujudkan. Lewat kata, juga dengan tulisan. Malah ada yang bilang kalo cinta juga bisa dikatakan dengan bunga (apalagi bunga deposito, yang matre mah bakalan ijo tuh matanya). Cinta, ada yang bilang, bisa diungkapkan dengan puisi. Apalagi puisinya sekeren puisi manis dan romantisnya Romeo untuk merayu Juliet. Kisah cinta ini selalu jadi impian setiap remaja. Maklum, kisah rekaan William Shakespeare ini mampu mengguncang dunia. Banyak orang mengakui bahwa Romeo and Juliet adalah kisah cinta yang paling romantis dalam sejarah peradaban manusia. Sehingga banyak yang pengen ngambil hikmahnya. Kagak tahan bo..!

Nah, saking istimewanya hajatan Valentine’s Day, ampir semua stasiun televisi bikin acara yang ada sangkut-pautnya dengan urusan cinta. Di RCTI, acara baru “Katakan Cinta” digeber saban minggunya. Aksi gila-gilaan para cowok untuk menggaet anak cewek diporsir abis di ajang ini. Dan pastinya, deket-deket dengan Valentine’s Day acara ini juga bakalan memeriahkan hari kasih sayang itu.

Lagu-lagu bernuansa cinta tentunya kerap menambah indah suasana. Lagu lawas dan memang ‘abadi’ macam Endless Love yang dinyanyikan Diana Ross dan Lionel Ritchie selalu diputer kenceng-kenceng di radio: “My love/ there’s only you in my life/ the only thing that’s bright/ My first love – you’re ev’ry breath that I take/ You’re ev’ry step I make…”

Liu Xing Yu-nya F4 juga mendapat tempat di hati remaja yang lagi dimabuk asmara. Pokoknya, dari lirik-lirik romantisnya John Mayer, Wetslife, Boyzone, U2, Dewa 19, lagu-lagu cinta milik Wak Haji Rhoma Irama, sampe Goyang Dombret, termasuk juga Mabok Maning-nya Aas Rolani dalam irama tarling dangdut. Bujug buneng! (kalo dua lagu terakhir tuh nyambung nggak sih? He..he..he..)

Nah, saat ini sebagian besar teman remaja merasa bahwa Valentine’s Day adalah hari yang pas buat mencurahkan kasih sayang sama pacarnya. Val Day adalah momen yang tepat untuk ngebuktiin cintanya kepada sang kekasih. Kesetiaan bakalan terukur di hari penuh bahagia itu. Siapa yang peduli sama gandengannya, dialah yang setia setiap saat (Rexona kali…). Pokoknya sehidup semati deh.

Sobat muda muslim, itu sebabnya banyak teman remaja yang udah heboh sejak awal bulan Februari ini. Seperti bakal menyambut tamu agung aja. Nggak rela rasanya kalo hari kasih sayang itu cuma lewat begitu saja tanpa kesan yang mendalam bersama sang idaman hati. Val Day memang jadi ajang paling heboh untuk menunjukkan rasa cinta. Maka jangan heran bin kaget kalo majalah dan tabloid remaja juga ikut berlomba ngasih tips untuk ngedate, untuk pdkt, sampe model kado paling asoy buat si doi. Semua disajikan dengan kemasan istimewa. Val Day menjelma jadi semacam ritual cinta.

Sebentar…tapi tahukah kamu dengan asul-usul acara Valentine’s Day? Jangan-jangan hajatan rutin tahunan yang digarap remaja kontemporer ini ternyata malah tulalit dengan latar belakang sejarah awal mulanya perayaan ini. Nah lho. Terus ngapain neh kita? Sabar, kamu perlu tahu yang satu ini…


Sekilas Valentine’s Day

Kamu tentunya bakalan kaget en terbengong-bengong kalo ternyata acara Valentine’s Day nggak ada sama sekali dalam ajaran Islam. Suer. Kagak bohong. Ternyata malah kebiasaan para penyembah berhala. Kaum pagan ini, mengadakan ritual penyembahan kepada para dewa yang diyakini menjadi sumber kehidupan manusia di muka bumi ini.

Dalam sebuah keterangan disebutkan bahwa awalnya orang-orang Romawi merayakan hari besar mereka yang jatuh pada tanggal 15 Februari yang diberi nama Lupercalia. Peringatan ini adalah sebagai penghormatan kepada Juno (Tuhan wanita dan perkawinan) serta Pan (Tuhan dari alam ini) seperti apa yang mereka percayai. Acaranya? Laki dan perempuan berkumpul, lalu saling memilih pasangannya lewat kado yang telah dikumpulkan dan diberi tanda sebelumnya—tukar kado. Selanjutnya? Hura-hura sampai pagi!

Seiring dengan berjalannya waktu, pihak gereja—yang waktu itu agama Kristen mulai menyebar di Romawi—memindahkan upacara penghormatan terhadap berhala itu menjadi tanggal 14 Februari. Dan dibelokkan tujuannya, bukan lagi menghormati berhala, tapi menghormati seorang pendeta Kristen yang tewas dihukum mati. Konon kabarnya gara-gara ia memasukkan sebuah keluarga Romawi ke dalam agama Kristen. Itu terjadi sekitar tahun 273 Masehi. Nama acaranya pun bukan lagi Lupercalia, tapi Saint Valentine. Dalam perkembangannya, peristiwa tersebut lalu dikaitkan dengan gebyar Valentine’s Day.

Jadinya, alih-alih acara itu dirayakan untuk menghormati perjuangan para rahib mereka, tapi udah berubah total menjadi ritual ‘mendewakan’ cinta. Cinta antar lawan jenis. Waduh, sudahlah bukan berasal dari Islam, eh, jadi ajang baku syahwat yang dilarang agama. Weleh weleh, pastinya kamu yang ikut-ikutan dalam hajatan Valentine’s Day itu ternyata merayakan peringatan yang bukan berasal dari Islam. Nggak tahu, apa nggak mau tahu?

Padahal, Islam udah wanti-wanti lho untuk tidak asal ikut aja segala sesuatu yang kamu belum tahu tentangnya. Catet itu. Firman Allah Swt.: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (TQS al-Isrâ’ [17]: 36)

Rasulullah saw. juga mengingatkan kita melalui sabdanya: Kamu telah mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk ke dalam lubang biawak, kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang engkau maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Baginda bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi? (HR Bukhari Muslim)

Lebih jelas lagi adalah apa yang disebut dalam surat al-Furqan tatkala menjelaskan ciri-ciri orang beriman. Allah Ta’ala menyebutkan satu di antaranya adalah mereka yang tidak menyaksikan kepalsuan. Firman-Nya: “Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu (adz-Dzûr)…” (QS al-Furqân [25]: 72)

Menurut para ahli tafsir al-Quran seperti Ibnu Abbas, lafadz adz-Dzûr itu artinya adalah ‘ayyadul musyrikîn--hari raya orang-orang musyrik. Masih menurut mereka, dengan begitu haram hukumnya bagi kaum muslimin untuk hadir, apalagi merayakan hari raya di luar Islam.

Dan bicara soal hari raya, bukankah Islam sudah memberikan alternatif hari raya yang jauh lebih baik dari hari raya manapun? Nabi kita bersabda,“Sesungguhnya Allah telah mengganti hari raya dengan dua hari raya yang lebih baik bagi kalian; idul fitri dan idul adha.” (al-Hadits)


Cinta bisa bikin ‘gila’

Menjelang Valentine’s Day ini, puisi-puisi keren bertaburan diobral untuk merayu sang idaman hati. Entah di majalah, tabloid juga di radio dan layar kaca. Ada sebuah puisi yang oke punya karya sastrawan terkenal Sapardi Joko Damono, judulnya “Aku Ingin”. Kamu udah tahu bait-bait puisinya? Yup, seperti ini, “aku ingin mencintaimu, dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat disampaikan kayu kepada api, yang menjadikannya abu. aku ingin mencintaimu, dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan, yang menjadikannya tiada”

Wah, anak mana yang lagi kasmaran nggak klepek-klepek dengan puisi keren begini? Orang kalo udah dimabuk cinta, memang bisa buta mata dan hati. Akal sehat udah nggak bisa dipake lagi. Pokoknya, demi cinta rela berbuat apa saja. Demi cinta.. Marc Antony rela dicap sebagai pengkhianat oleh bangsa Romawi. Dalam Antony and Cleoptara yang dibesut Shakespeare, Antony-Cleopatra saling mencintai sampai mati. Demi cinta, Antony rela melepas sejumlah daerah yang susah-payah direbutnya untuk dihadiahkan kepada Cleopatra, ratu Mesir, sang pujaan hatinya. Cyprus, Phoenicia, Judea, Coele-Syria dan beberapa daerah Arab adalah kado cinta Antony bagi sang kekasih hati, Cleopatra.

Begitupun dengan Raja Shah Jahan kepada Mumtaz Mahal, sang istri. Demi cintanya yang mendalam, Shah Jahan membangun istana megah bernama Taj Mahal. Kekuatan cinta memang dahsyat. Urusan heboh saat dimabuk cinta, ternyata bukan cuma dilakukan Marc Antony dan Shah Jahan. Napoleon Bonaparte pun bikin heboh. Demi cintanya kepada Josephine Beauharnais sang belahan jiwa, Napoleon sanggup menulis surat cinta sebanyak 75.000 buah sejak pertama kali bertemu sampe menikah dengan yayangnya itu. Hmm.. omnia vincit Amor: et nos cedamus Amori. Cinta menaklukan segalanya: dan kita takluk demi cinta. Gubrag!

Itu sebabnya seorang penyair yang potongan karyanya dimuat dalam buku Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin karya Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah menuliskan; "Aku tak tahu apakah pesonanya yang memikat, atau mungkin akalku yang tak lagi ada di tempat."

Cinta memang kerap bikin ‘gila’ penderitanya. Tapi juga bisa menyegarkan yang merasakannya. Bergantung kepada sikap kita dalam memandang cinta. Kata Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, “cinta itu bisa mensucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, mendorong untuk berpakaian yang rapi, makan yang baik-baik, memelihara akhlak yang mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang shalih dan cobaan bagi ahli ibadah.”

Sobat muda muslim, kalo kamu mengekspresikan rasa cinta kamu dengan cara seperti lazimnya pacaran, itu artinya kamu salah menempatkan rasa cinta. Dan tentunya memang salah gaul. Celaka dua belas deh.


Meraih cinta sehat

Sobat muda muslim, pesan kita nih, jangan kebawa arus deh. Kalo sekarang banyak teman kamu yang heboh merayakan hari “pink” sedunia itu, bukan berarti mengungkapkan rasa cinta dengan cara seperti itu jadi sah. Nggak lha yauw. Sebab, nggak selamanya kebenaran itu ditetapkan dari banyaknya orang yang melakukan. Logikanya, kalo ada orang sekampung yang nggak waras, kecuali kamu. Kemudian mereka melakukan perbuatan sesukanya, bukan berarti tindakan mereka dinilai sebagai sebuah kebenaran. Nggak dong sayang. Betul?

Nah, Valentine’s Day nggak boleh (baca: haram) dirayakan oleh kaum muslimin. Lagi pula apa nggak ada cara lain yang halal untuk mengatakan cinta? Kenapa juga rasa cinta itu kudu latah diucapkan atau diwujudkan di ajang Valentine’s Day? Heran bin bingung kita neh. Suer. Kagak bohong.

Sobat, nggak mungkin cinta sehat bisa diraih lewat pacaran. Kamu kudu yakin, bahwa ngadain acara Valentine’s Day bareng pacar kamu bakalan bikin bencana. Bukan apa-apa, meningkatkan hubungan cinta kasih dengan pacarmu di hari “kasih-sayang” itu, adalah jalan pintas menuju perzinaan. Bukan cinta sehat yang bisa kamu raih, tapi justru cinta yang ternoda. Cinta yang sakit.

Oke deh, jangan rayakan Valentine’s Day. Buang jauh-jauh rencanamu. Sebab tradisi itu bukan produk dari tuntunan hidup kita. Hajatan Valentine’s Day bukan berasal dari ajaran Islam. Jangan latah ikut-ikutan budaya jahiliyah. Walaupun memikat, tapi terlaknat. Hih!

Inget, jangan nodai cinta kamu dengan aktivitas pacaran dan seks bebas. Celakanya, Valentine’s acapkali jadi simbol kebebasan seks. Parahnya lagi, anak muda sekarang, banyak yang menganggap bahwa cinta berbanding lurus dengan seks. Waduh! Hati-hati deh! ?
(dudung.net)


Wassalamu'alaikum